Para pakar fisika hendak membuat simulasi tahapan sesaat setelah
dentumen besar menggunakan pemercepat partikel-LHC terbesar di dunia di
CERN Jenewa.
Para pakar fisika Eropa sejak 20 tahun terakhir ini membangun instalasi
pemercepat partikel, Large Hadron Collider-LHC berupa cincin raksasa
dengan diameter 27 kilometer di kedalaman 100 meter di seputar kota
Jenewa Swiss. Instalasi seharga 4 milyar Euro di pusat penelitian nuklir
Eropa-CERN itu, diharapkan mampu memecahkan misteri unsur terkecil
penyusun alam semesta.
Di instalasi pemercepat partikel terbesar di dunia di Jenewa itu, Proton
dari inti atom unsur Hidrogen dipercepat hingga kecepatan mendekati
kecepatan cahaya, yakni sekitar 300.000 km per detik. Separuh proton
dari inti atom Hidrogen dipercepat searah jarum jam, separuh lagi
melawan arah jarum jam. Pada satu titik proton ini akan saling
bertabrakan dengan kecepatan super tinggi.
Operasi pertama instalasi pemercepat partikel –LHC di Jenewa itu sukses
dilakukan tanggal 10 September lalu. Sekitar 10.000 pakar fisika di
seluruh dunia mengamati dengan tegang peristiwa penting dalam pembuktian
komposisi materi awal ketika terbentuknya alam semesta. Beberapa abad
lamanya, para pakar fisika meyakini, atom adalah bagian terkecil
penyusun materi. Tapi ilmu fisika modern menyebutkan aksioma, inti atom
sebetulnya masih terdiri dari sejumlah partikel yang lebih kecil lagi.
Partikel inilah yang terbentuk di saat kelahiran alam semesta.
Direktur jenderal pusat penelitian CERN di Jenewa, Rolf-Dieter Heuer menjelaskan:
"Dengan mesin ini kami semakin mendekat ke mikrokosmos pada saat awal
terbentuknya alam semesta. Kami mengharapkan, dengan itu dapat diperoleh
pengetahuan baru menyangkut kondisi awal alam semesta." Dengan bantuan Large Hadron Collider hendak ditemukan apa yang disebut
partikel Higgs. Apa yang disebut Higgs-Boson itu adalah partikel yang
dapat menjelaskan mengapa materi memiliki massa. Diberi nama Higgs-Boson
karena ilmuwan yang pertama kali melontarkan aksiomanya adalah
professor Peter Higgs dari Universitas Edinburg sekitar 30 tahun lalu.
Apa yang disebut medan Higgs adalah gaya yang tidak kasat mata yang
terbentuk sesaat setelah Dentuman Besar, ketika alam semesta mulai
mendingin dengan suhu di bawah nilai kritisnya. Aksiomanya, semua
partikel yang melakukan interaksi dengan Higgs Boson akan memiliki
massa. Semakin intensif interaksinya, semakin berat bobotnya. Dengan
penelitian menggunakan LHC hendak dibuktikan eksistensi Higgs-Boson.
Jika tidak terbukti, maka teori fisika mungkin harus ditulis ulang.
Selain itu pemercepat partikel juga diharapkan mampu menguak misteri di
balik apa yang disebut materi gelap dan energi gelap, yang mengikat
galaxi seperti perekat yang tidak kasat mata. Hingga kini, peranan kedua
materi itu dalam evolusi alam semesta masih merupakan misteri. Diduga,
materi gelap mempercepat rotasi galaxi. Sementara energi gelap merupakan
gaya yang mempercepat pemuaian alam semesta. Bahkan sejumlah ilmuwan yakin, pemercepat partikel terbesar di dunia di
Jenewa itu juga dapat menciptakan lubang hitam dalam ukuran amat kecil.
Pakar fisika dari Universitas Tübingen Jerman, Prof Otto Rössler bahkan
mencemaskan, lubang hitam artifisial itu akan memiliki daya hisap luar
biasa, dan mampu menghancurkan Bumi.
Namun pakar fisika dari CERN, Joachim Mnich membantah ketakutan tsb.
Mnich mengatakan: "Prinsipnya pada LHC kami tidak melakukan hal baru.
Kami melakukan reproduksi apa yang terjadi setiap hari di Bumi. Sejak
lahirnya sekitar 4,5 milyar tahun lalu, Bumi terus dibombardir partikel
kosmis, yang sebagian memiliki energi amat tinggi. Dan juga bila dengan
itu dapat diciptakan lubang hitam, nyatanya sejak 4,5 milyar tahun Bumi
tetap eksis. Hal itu menunjukkan partikel ini samasekali tidak
berbahaya."
Berbagai penelitian yang dilaksanakan di CERN terutama adalah riset
fisika masa depan. Dalam arti, tidak memiliki aplikasi langsung bagi
keseharian umat manusia di saat ini. Pengetahuan mengenai fase awal alam
semesta sesudah dentuman besar, tidak akan mempengaruhi langsung
kehidupan manusia. Seperti juga juga pembuktian peranan materi gelap dan
energi gelap. Pertanyaan mengenai bagaimana alam semesta tercipta? Bagaimana kehidupan
muncul? Dari mana asal-usul umat manusia? Merupakan tema yang sudah ada
sejak manusia dapat berfikir. Inilah yang hendak dijelaskan melalui
pendekatan ilmu fisika oleh para ilmuwan. Berdasarkan teori fisika, alam
semesta yang kita huni, tercipta sekitar 13 milyar tahun lalu setelah
terjadinya dentumen besar. Pakar fisika partikel dari Institut
Max-Planck, Prof. Siegfried Bethke menjelaskan : "Kami dengan eksperimen
ini mungkin tidak dapat meniru persis dentuman besar. Akan tetapi
mendekatinya. Dan kami mengharapkan melihat hasil substansial baru dalam
ilmu fisika. Yang tidak hanya menjelaskan ilmu fisika partikel,
melainkan juga sejarah terbentuknya alam semesta."
Uji coba yang dilakukan di instalasi LHC di Jenewa itu akan memakan
waktu cukup lama. Sebuah rangkaian ujicoba dapat berlangsung beberapa
minggu atau beberapa bulan lamanya. Sebab mesin raksasa tsb tidak bisa
dihidupkan atau dimatikan segampang pesawat radio atau lampu pijar.
Karena prosedurnya amat rumit dan kebutuhan energinya luar biasa
besarnya. Supaya partikel yang dipercepat mendekati kecepatan cahaya tidak buyar,
LHC harus dilengkapi magnet ukuran raksasa, yang menciptakan medan
magnet amat kuat untuk menjaga partikel tetap pada lintasannya. Untuk
meniru kondisi alam semesta seperti sesaat setelah dentuman besar, suhu
di dalam instalasi pemercepat partikel itu harus direkayasa mendekati
nol absulut, atau sekitar minus 237 derajat Celsius. Sistem pengawas dan
sensor amat rumit dipasang di sepanjang LHC, untuk mengawasi jangan
sampai terjadi kerusakan atau kebocoran.
Kompleksitas instalasi, mahalnya biaya pembangunan serta sulitnya ilmu
fisika yang diujicoba dicerna oleh otak orang awam, juga menimbulkan
berbagai kritik dan pertanyaan. Namun para ilmuwan pantang mundur.
Mereka mengajukan alasan, hasil penelitian yang 100 tahun atau bahkan 10
tahun lalu dianggap mustahil atau tidak ada gunanya, ternyata kini
banyak yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas kehidupan
umat manusia. Juga asal usul alam semesta, rahasia berbagai partikel
terkecil penyusun materi, serta kekuatan yang masih misterius di alam
semesta, cepat atau lambat akan memiliki kegunaan langsung.
Rabu, 16 Oktober 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar