Pencarian
manusia akan pertanyaan bagaimana benda-benda langit
sesungguhnyabergerak, telah didengungkan secara berabad-abad dan telah
banyak gagasan dan teori (baik dengan dasar logika maupun murni
khayalan) yang mencoba menjelaskannya. Dalam posting kali ini kami akan
menguraikan sedikit mengenai hal tersebut, semoga dapat bermanfaat bagi
teman-teman pembaca.
Pada
abad ke-16 muncul banyak Astronom yang mulai menentang paham
Geosentris yang telah lama diimani. Salah satunya adalah Tycho Brahe,
astronom Denmark yang melakukan pengamatan dengan peralatan minimum,
namun dengan akurasi yang sangat baik.
Di dalam astronomi dan juga pembelejaran fisika ada tiga Hukum Gerakan Planet Kepler yaitu sebagai berikut:
· Setiap planet bergerak dengan lintasan elips, Matahari berada di salah satu fokusnya.
· Luas daerah yang disapu pada selang waktu yang sama akan selalu sama.
· Perioda kuadrat suatu planet berbanding dengan pangkat tiga jarak rata-ratanya dari Matahari.
Adalah
murid Brahe, Johannes Kepler, yang kemudian berhasil merumuskan teori
dasar tentang pergerakan planet-planet, berdasarkan data pengamatan yang
dikumpulkan Brahe, menjelaskan gerakan planet di dalam tata
surya. Hukum di atas menjabarkan gerakan dua benda yang saling
mengorbit.
Hukum
Kepler mempertanyakan kebenaran astronomi dan fisika warisan
zaman Aristoteles dan Ptolemaeus. Ungkapan Kepler bahwa Bumi beredar
sekeliling, berbentuk elips dan bukannya epicycle, dan membuktikan bahwa
kecepatan gerak planet bervariasi, mengubah astronomi dan fisika.
Hampir seabad kemudian, Isaac Newton mendeduksi Hukum Kepler dari
rumusan hukum karyanya, hukum gerak dan hukum gravitasi Newton, dengan
menggunakan Euclidean geometri klasik.
Pada
era modern, hukum Kepler digunakan untuk aproksimasi orbit satelit dan
benda-benda yang mengorbit Matahari, yang semuanya belum ditemukan pada
saat Kepler hidup (contoh: planet luar dan asteroid). Hukum ini kemudian
diaplikasikan untuk semua benda kecil yang mengorbit benda lain yang
jauh lebih besar, walaupun beberapa aspek seperti gesekan atmosfer
(contoh: gerakan di orbit rendah), atau relativitas (contoh: prosesi
preihelion merkurius), dan keberadaan benda lainnya dapat membuat hasil
hitungan tidak akurat dalam berbagai keperluan.
1. Hukum Kepler Pertama
“Orbit setiap planet berbentuk elips dengan matahari berada di salah satu fokusnya”
Elips
adalah bentuk bangun datar yang merupakan salah satu dari irisan
kerucut (selain lingkaran, hiperbola, dan parabola). Dimana
eksentrisitas elips bernilai antara 0 dan 1. Lintasan suatu planet
mengelilingi matahari akan berupa sebuah elips, dan matahari
akan selalu berada di salah satu dari dua focus elips tersebut.
Hukum
pertama kepler jelas-jelas menentang pernyataan Nicolaus Copernicus
yang menyatakan bahwa orbit planet berbentuk lingkaran dengan matahari
berada di pusat lingkaran. Dan terbukti dari hasil pengamatan bahwa
orbit elips Kepler dapat
memberikan posisi yang lebih akurat dibandingkan orbit lingkaran.
Kesalahan
Copernicus ini dapat dipahami sebab meskipun memiliki lintasan elips,
namun eksentrisitas orbit planet mendekati nol, sehingga sekilas akan
tampak mendekati lingkaran, bahkan untuk perhitungan-perhitungan
sederhana kita boleh mengasumsikan orbit planet adalah lingkaran.
2. Hukum Kepler Kedua
“vektor radius suatu planet akan menempuh luas areal yang sama untuk selang
waktu yang sama”
Vektor radius ialah garis hubung antara planet dengan pusat gravitasi (matahari).
Gambaran dari hukum kepler kedua ialah :
Apabila
Planet membutuhkan waktu yang sama untuk menempuh P1 – P2 dan P3 – P4,
maka luas areal P1 – F – P2 akan sama dengan P3 – F – P4, begitu pula
sebaliknya. Dengan kata lain kita dapat menyatakan bahwa kecepatan
angulernya konstan.
Karena
planet selalu mematuhi hokum kepler, maka konsekuensi dari hukum kedua
kepler ini ialah kecepatan linear planet di setiap titik di orbitnya
tidaklah konstan, tetapi bergantung pada jarak planet. Contohnya planet
akan bergerak paling cepat saat
dia ada di perihelium, dan akan bergerak paling lambat saat dia ada di aphelium.
3. Hukum Kepler Ketiga
“pangkat tiga sumbu semi major orbit suatu planet sebanding dengan kuadrat dari periode revolusi planet tersebut”
Kepler
menemukan hubungan diatas, atau apabila sumbu semi mayor kita nyatakan
dengan a dan periode revolusi planet kita nyatakan dengan T, maka secara
matematis hukum ketiga kepler dapat ditulis :
Ternyata
untuk benda-benda yang mengelilingi pusat gravitasi yang sama, besarnya
kontanta akan sama, misalnya bagi planet Venus dan planet Bumi, atau
bagi Io dan Europa. Untuk benda-benda yang memenuhi syarat tersebut
berlaku :
Apabila benda yang kita tinjau adalah planet yang mengitari matahari, dan kita nyatakan a dalam Satuan Astronomi dan T dalam tahun, maka kita akan mendapati
Persamaan
di atas adalah bentuk sederhana dari hukum kepler 3, namun hanya bisa
digunakan apabila a dinyatakan dalam Satuan Astronomi, T dalam tahun dan
pusat gravitasi adalah benda bermassa sama dengan matahari.
Perlu
diingat bahwa hukum kepler tidak hanya berlaku pada planet di tata
surya saja, namun juga berlaku pada satelit planet-planet, asteroid,
komet, pada sistem bintang ganda, dan lain-lain.
0 komentar:
Posting Komentar